Peta Interaktif

logo Click Here to Close ↗


Welcome to the MapMaker Interactive

This tutorial explains how to explore National Geographic Education's interactive GIS mapping tool and tools for customizing outline maps for print.

zoom

Use the zoom bar to go from a world view to a local view (or in cartographic terms, from a large scale to a small scale). If you zoom out to a world view, you will see that the map is in a Mercator projection.

region menus

Use the location menus at the top to zoom from a world view to a continent, country, or other region.

lat/lon

Identify your geographic position on the map using the latitude and longitude display at the bottom left. The latitude and longitude values change as you pan around the map.

tabs

Switch between different styles of base maps including a custom layer from National Geographic, satellite, terrain, and topographic views.

outline map

Using the 1-Page base map, click on a continent, country, or state to load the corresponding MapMaker 1-Page map.

outline map

You can customize and download your 1-Page map, or go back to the interactive map to explore more.

tabs

The tabs on the left offer different tools for working with the map: themes, drawing tools, and markers. Open and close the tabs by clicking the arrows.

themes

Open the Themes tab to explore a collection of map data layers.

map key

When you are viewing a map layer, click on the information icon to view the map legend.

transparency

Use the transparency scroll bar to change the transparency of map layers. This is a useful tool when you are viewing more than one layer at a time and want to explore relationships between layers.

unavailable layers

Notice that not all layers can be viewed at every zoom level. Some map layers will become unavailable when you zoom in to a large scale.

drawing tools

Use the Drawing Tools tab to access tools that allow you to draw lines and shapes and add labels to your map.

markers

Use the Markers tab to find markers that you can drag and drop on the map. You can adjust the marker size to meet your needs.

measure tool

The measure tool lets you measure distances on the map in either miles or kilometers. Select the tool, click once on the map and move your mouse. Click again and the distance value will appear along your line segment. Keep clicking and panning to measure additional segments and the total distance will display at the end of your line, by the cursor. Double-click to finish and select the arrow tool when you are done measuring.

full screen

Click on the the icon at the bottom right to view the interactive map in full-screen mode.

pop-out mode

Or click the other icon to see the map in a new web browser window.

share tools

The share tools above the map let you email, link, print, or share any map you create.

download

You can download your map as either an image file to include in a report or presentation or as an XML file that you can re-open. The XML file type is helpful if you are creating a custom map and want to come back to it to work on later.

re-open 1

To re-open a map that you save as an XML file, click Re-Open a Map

re-open 2

Then find the saved file on your computer, select, and open. Now you can continue working on your map.

logo Click Here to Close ↗

Now go explore the map to fine tune your skills as a geographer!

Minggu, 19 Februari 2017

Selasa, 24 Desember 2013

HIDROSFER

Hidrosfer adalah lapisan air yang juga dipelajari dalam ilmu geografi. Lapisan air yang dipelajari antara lain adalah air yang ada di darat, laut dan udara.
Hidrosfer berasal dari kata hidro dan sphere. Hidro = air, dan sphere = daerah, ruang, bulatan.
hidrologi mempunyai  3 siklus yaitu
  1. SIKLUS PENDEK    : Air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut.
  1. SIKLUS SEDANG   : Air laut menguap mengalami kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan diatas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke laut, selokan, sungai dan ke laut lagi.
  1. SIKLUS PANJANG : Air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, di bawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk glister masuk kesungai kemudian kembali ke laut.

a. Evaporasi / transpirasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian ak an menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
b. Intersepsi
Hujan yang jatuh di atas tegakan pohon sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun batang, bagian ini disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap. Besar kecilnya intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama intensitas hujan dan lama hujan), kecepatan angin, jenis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk). Simpanan intersepsi pada hutan pinus di Italia utara sekitar 30% dari hujan (Allewijn, 1990). Intersepsi tidak hanya terjadi pada tajuk daun bagian atas saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah pohon. Intersepsi akan mengurangi hujan yang menjadi run off.
c. Throughfall, Crown drip, Steamflow
Hujan yang jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela tajuk, bagian hujan ini disebut throughfall.



Simpanan intersepsi ada batasnya, kelebihannya akan segera tetes sebagai crown drip. Steamflow adalah aliran air hujan yang lewat batang, besar kecilnya stemflow dipengaruhi oleh struktur batang dan kekasaran kulit batang pohon.
d. Infiltrasi dan Perkolasi
Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi, sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi. Laju infiltrasi dipengaruhi tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu.
Faktor yg berpengaruh:
– Tekstur tanah
– Vegetasi penutup
– Kandungan lengas tanah
– Pengolahan tana
– lereng
e. Kelengasan Tanah
Kelengasan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori-pori tanah. Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi, dan perkolasi. Pada saat kelengasan tanah dalam keadaan kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tanah rendah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari porositas tanah. Air ini yang ada di zone aeration.
,
• Ada tiga macam air :
– Lengas tanah (soil moisture)
– Air gravitasi (gravitational water)
– Air kapiler (Capillary water)
– Tiga macam air tersebut di sbt: vadose water
f. Simpanan Permukaan (Surface Storage)
Simpanan permukaan ini terjadi pada depresi-depresi pada permukaan tanah, pada perakaran pepohonan atau di belakang pohon-pohon yang tumbang. Simpanan permukaan menghambat atau menunda bagian hujan ini mencapai limpasan permukaan dan memberi kesempatan bagi air untuk melakukan infiltrasi dan evaporasi.

g. Runoff
Adalah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang mengalir dalam air sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal dari permukaan maupun dari subpermukaan (sub surface). Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal runoff, debit aliran (river discharge) dan volume runoff.
h. Limpasan Permukaan (Surface Runoff)
Limpasan permukaan (Surface Runoff) adalah bagian curah hujan setelah dikurangi dengan infiltrasi dan kehilangan air lainnya. Limpasan permukaan ini berasal dari overlandflow yang segera masuk ke dalam alur sungai. Aliran ini merupakan komponen aliran banjir yang utama.
i. Aliran Bawah Permukaan (groundwater)
Aliran bawah permukaan merupakan bagian dari presipitasi yang mengalami infiltrasi dalam tanah yang kemudian mengalir di bawah permukaan tanah dan menuju alur sungai sebagai rembesan maupun mata air.

PERAIRAN DARAT.
Perairan darat adalah seluruh air yang berada di daratan dan dipelajari secara khusus dalam ilmu hidrologi, secara relatif jumlah sekitar 2,789% dari seluruh air yang ada di permukaan bumi. Berdasarkan letaknya perairan darat dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu perairan yang terletak di dalam bumi (air tanah) dan di permukaan bumi.
Air Permukaan dan Air Tanah
Lapisan air yang ada di permukaan bumi dikelompokan menjadi dua, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan adalah perairan yang terdapat di permukaan tanah. Air permukaan terdiri dari:
      a. Perairan darat yang terdiri dari sungai, danau, rawa
      b. Perairan laut
Air Tanah; yaitu air yang terletak di antara pori-pori batuan yang mudah ditembus air (poreus / permeable).  Air tanah, yaitu air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah  terdiri dari:
·         Air tanah preatis, yaitu air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air (impermeable), tidak jauh dari permukaan tanah.
·         Air tanah artesis adalah air tanah yang letaknya jauh di dalam tanah,  diantara dua lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air atau lapisan  kedap air.
1
3
4

2
 

Lapisan tembus air (permeable) / Aquifer, yaitu ;
a. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer) (1)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
b. Akifer Tertekan (Confined Aquifer) (2)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
c. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer) (3)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
d. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) (4)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.

Berdasarkan asalnya air tanah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu; air tanah yang berasal dari atmosfer (Meteorik) dan yang berasal dari dalam bumi.
Air tanah yang berasal dari dalam bumi pun dapat dibedaikan lagi menjadi dua yaitu air tanah tubir dan air tanah juvenil.
·         air tanah tubir; adalah air tanah yang terletak pada pori-pori batuan sedimen yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya lapisan sedimen.
·         Air tanah juvenil; adalah air tanah yang terbentuk akibat adalanya penguapan dari magma yang ada di dalam bumi.
Berdasarkan letaknya, air tanah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu;
·         Air tanah phreatis (dangkal); yaitu air tanah yang terletak di atas batuan yang kedap air (impermeable). Kedalaman air tanah phreatis tidak sama antara satu tempat dengan tempat lainnya tergantung pada relif bumi, kedalaman lapisan impermeable dan suplai air tanah itu sendiri, namun demikian kedalaman air tanah phreatis dapat dilihat dari kedalaman sumur penduduk.
·         Air tanah Artesis (dalam); yaitu air tanah yang terletak di antara dua lapisan batuan yang kedap air. Air tanah artesis memiliki tekanan yang cukup tinggi sehingga apabila keluar ke permukaan bumi akan memancar dan disebut smumur / mata air artesis.   
Besar kecilnya daya serap air hujan (reservoir) ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
·         Kemiringan lereng
·         Tingkat Porositas Tanah dan Batuan
·         Tingkat Kelembaban Tanah
·         Penutupan Lahan oleh Vegetasi

Danau
Pengertian; Danau adalah basin / cekungan di daratan tempat akumulasi air yang jumlahnya cukup banyak dan tergenang dalam waktu yang lama, baik yang berasal dari mata air, sungai, maupun hujan.
Syarat Danau;
Genangan air cukup dalam dan sudah menunjukkan adanya perbedaan suhu pada kedalaman tertentu Tumbuhan aquatic yang mengapung  tidak dapat menutup seluruh permukaan air dan biasanya hanya di bagian pinggir. sudah menunjukkan adanya gelombang
Berdasarkan kejadiannya, danau dapat diklasifikasikan menjadi; danau vulkanik, tektonik, tekto-vulkanik, karst, glasial dan bendungan.
Danau Tektonik: Terjadi akibat peristiwa tektonisme sehingga sehingga lapisan kulit bumi mengalami penurunan kemudian terisi oleh air. Contoh; D.Nyasa, D.Tanganyika (di Afrika Timur), Great Basin (di USA), D.Singkarak, D.Diatas, D.Dibawah (Sumatera) D.Towuti, D.Poso, D.Tondano, D.Tempe (di Sulawesi).
Danau Vulkanik: Terjadi akibat peristiwa vulkanis (erupsi eksplosif) sehingga membentuk kawah  yang terisi oleh air hujan, baik pada gunung berapi yang masih aktif maupun yang telah padam. Contoh; Telaga Warna / D.Kelimutu (di Flores), Telaga Merdada (di Dieng), Kawah Gunung Kelud dan Maar Lamongan.
Danau Tekto-Vulkanik (Tektono Vulkanik): Terjadi akibat adanya peristiwa vulkanis (erupsi eksplosif) yang disertai dengan adanya pemerosotan bagian dari gunung tersebut sehingga terbentuk suatu ledok patahan yang besar  kemudian terisi oleh air.  Contoh; D.Toba dan D.Ranau di Sumatera dan D.Batur di Bali.
Danau Karst: Yaitu danau yang terbentuk akibat adanya pelarutan batu gamping yang terdapat di daerah kapur, seperti halnya danau yang terdapat di daerah kapur Gunung Kidul. Danau karst yang sempit disebut Dolin sedangkan yang luas dinamakan Uvala / Polje.
Danau Glasial: Yaitu danau yang terjadi akibat adanya pengikisan oleh gletsyer (glasial). Contoh; D.Superior, D.Michigant, D.Ontario di USA dan Canada.
Danau Bendungan: Yaitu danau yang terjadi akibat adanya pembendungan outlet (tempat keluarnya air) baik oleh peristiwa alam maupun oleh manusia. Contoh danau yang terbendung oleh alam; D.Pangilon (di Dieng) D.Tondano, D.Laut Tawar, D.Bandung,  dan telaga Sarangan. Contoh danau yang dibendung oleh manusia; Waduk Jatiluhur, Sempor dan Karangkates.
Berdasarkan aliran airnya, danau dapat diklasifikasikan menjadi;
Danau Aliran (Running Water Lake): Yaitu danau yang mendapat aliran air sungai (inflow), dan danau tersebut juga memberikan air pada sungai di bawahnya (Outflow). Contoh; D.Nyasa, D.Tanganyika (di Afrika Timur), Tonle Sap (Kamboja), Great Basin (di USA), D.Singkarak, D.Diatas, D.Dibawah (Sumatera) D.Towuti, D.Poso, D.Tondano, D.Tempe (di Sulawesi).
Danau tanpa aliran keluar (Lake Without Outlet): Yaitu danau yang mendapatkan air dari aliran sungai (inflow), tetapi tidak mempunyai jalan keluar (Outflow), Jadi pengurangan airnya hanya karena enguapan. Contoh; Danau Chad (di Afrika)
Berdasarkan kandungan Karbondioksidanya, danau dapat diklasifikasikan menjadi;
Danau Air Halus (Soft Water Lake): Yaitu danau yang airnya mengandung sedikit kalsium dan magnesium serta mempunyai kandungan CO2 kurang dari 5 cc/liter.
Danau Kelas Menengah (Medium Class Lake): Yaitu danau yang airnya mempunyai kandungan CO2 antara 5 – 22 cc/liter.
Danau air Keras (Hard Water Lake): Yaitu danau yang airnya mempunyai kandungan CO2 lebih dari 22 cc/liter.

Rawa
Pengertian: Rawa adalah cekungan yang relatif dangkal di daratan yang digenangi oleh air dan seringkali ditutupi oleh vegetasi. Rawa biasanya terdapat di daerah dataran rendah / tepi pantai yang landai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Berdasarkan rasa airnya maka rawa dapat dikelompokkan menjadi rawa air tawar, asin dan payau. Sedangkan apabila ditinjau berdasarkan keadaan airnya, maka rawa dapat dikelompokkan menjadi Rawa Pasang-surut: yaitu rawa yang airnya dipengaruhi oleh pasang-surut air laut/sungai. Rawa Tergenang: yaitu rawa yang airnya selalu tergenang dan dasar rawa merupakan lapisan gambut tebal yang asam.
Rawa yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan bagi keperluan hidup manusia adalah rawa pasang surut untuk lahan pertanian. Sedangkan rawa yang airnya selalu tergenang tidak banyak yang bisa dimanfaatkan tingkat keasamannya yang cukup tinggi bahkan tidak tertutup kemungkinan rawa tersebut bisa beracun.
  
Sungai
Pengertian : Sungai adalah permukaan bumi yang relatif rendah dari daerah sekitarnya tempat berkumpulnya air yang mengalir dari hulu ke daerah yang lebih rendah lagi di hilir / muara. Sungai dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam:
Berdasarkan Sumber airnya;
·         Sungai Hujan; yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan
·         Sungai Gletsyer; yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari lelehan es / gletsyer. Contoh; Hulu Sungai Digul, S.Memberamo (S.Kemalu), S.Gannga, S.Indus, S.Thein
·         Sungai Campuran; yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan lelehan es / gletsyer maupun dari mata air.  Contoh; Hilir Sungai Digul, S.Memberamo, S.Gannga, S.Thein
Berdasarkan Debit airnya:
·         Sungai Permanen; yaitu sungai yang keadaan airnya selalu tetap baik pada musim penghujan maupun kemarau. Contoh; Sungai Kapuas, S.Mahakam, S.Batanghari, S.Indragiri, S.Barito.
·         Sungai Periodik; yaitu sungai yang  keadaan airnya melimpah pada musim penghujan sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh;  Bengawan Solo, Ci Manuk, .Ci Liwung, Ci Sadane
·         Sungai Episodik; yaitu sungai yang  keadaan airnya melimpah pada musim penghujan sedangkan pada musim kemarau airnya sangat sedikit. Contoh;  Loku Kalada di Sumba
·         Sungai Ephemeral / Intermiten; yaitu sungai yang airnya hanya ada pada waktu hujan saja sedangkan bila tidak ada hujan maka tidak ada airnya, seperti sungai-sungai yang terdapat daerah beriklim kering / gurun.
·         Berdasarkan Genesa / arah aliran airnya terhadap lereng.
·         Sungai Konsekuen; yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.
·         Sungai Subsekuen; yaitu anak sungai konsekuen yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekuen.
·         Sungai Resekuen; yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya searah dengan sungai konsekuen.
·         Sungai Obsekuen; yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya berlawanan dengan sungai konsekuen.
·         Sungai Insekuen; yaitu sungai yang arah alirannya tidak beraturan.
Berdasarkan Struktur Geologi:
·         Sungai Anteseden; yaitu sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan batuan pada daerah yang dilaluinya sehingga arah alirannya tetap
·         Sungai Epigenesa / Reversed; yaitu sungai yang tidak dapat mengimbangi pengangkatan batuan pada daerah yang dilaluinya sehingga arah alirannya berubah
·         Sungai Superposed / Superimposed; yaitu sungai yang mengalir pada lapisan batuan sedimen tebal dengan tingkat kekerasan dan struktur batuannya berbeda.
·         Sungai Compoun; yaitu sungai yang mengalir pada daerah yang struktur geologinya berbeda
·         Sungai Compousit; yaitu sungai yang mengalir pada daerah yang morfologinya berbeda
Berdasarkan Pola Aliran:
·         Dendritik; yaitu pola aliran yang tidak teratur, menyerupai cabang pohon, mengalir di daerah dataran.
·          
·         Trelis  ; yaitu pola aliran yang meyirip daun / meyerupai teralis besi, mengalir di daerah lipatan     
·         Rectangular ; yaitu pola aliran yang menyiku, mengalir pada daerah patahan.     
·         Pinate  ; yaitu pola aliran yang membentuk sudut lancip, mengalir di daerah lereng yang curam.     
·         Radial ; yaitu pola aliran yang menjari, terdiri dari dua macan, yakni ;
a.        Radial Sentrifugal; yatu pola aliran radial yang meninggalkan pusat, mengalir di sebuah gunung / dome
b.       Radial Sentripetal ; yatu pola aliran radial yang menuju pusat, mengalir di sebuah cekungan    
c.        Anular  ; yaitu pola aliran yang menyerupai radial sentrifugal namun lebih kompleks karena terdapat sungai subsekuen, obsekuen ….   


PERAIRAN LAUT
Zona Pesisir dan Laut
Laut : merupakan “kolam” air asin yang relatif sempit dan dangkal, terletak di sekitar daratan/benua, merupakan perairan kelanjutan dari paparan benua.
Samudera : merupakan “kolam” air asin yang sangat  luas dan dalam terletak di antara benua.
Sumber : www.mapquest.com
A.    ZONA PESISIR
Ø  Wilayah pesisir adalah bagian daratan yang kering dan lautan yang berdekatan. Air dan tanah yang terbenam dimana proses daratan dan tata guna lahan secara langsung mempengaruhi proses - proses di laut.
1)     Pesisir adalah bagian darat yang tergenang oleh air laut ketika pasang naik dan kering paa waktu surut.
2)     Pantai adalah bagian dari daratan yang paling dekat dengan laut.
Ø  Ekosistem di wilayah pesisir
1)     Ekosistem estuary; adalah perairan semi tertutup yang berhubungan dengan laut sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar.
2)     Ekosistem Mangrove
3)     Ekosistem padang lamun (seagrass)
4)     Ekosistem terumbu karang
Ø  Batas pantai
1)     Continental shelf ; daerah kea rah laut yang dasarnya landai kedalaman 100 – 200 m
2)     Continental slope; daerah kea rah laut yang dasarnya agak terjal dengan kemiringan 3% - 6% di bawahnya continental shelf.
3)     Continental Rise; daerah di bawahnya continental slope yang perlahan-lahan menjadi datar pada dasar laut.

Klasifikasi berdasarkan keberadaan cahaya matahari
Ø  Zona eufotik ; zona terang 0 – 200 m
Ø  Zona disfotik ; zona remang 200 – 2000 m
Ø  Zona afotik ; zona gelap > 2000 m

Kawasan pantai
1)     Offshore ; kawasan lepas pantai
2)     Foreshore ; kawasan tepi laut depan
3)     Backshore ; kawasan tepi laut belakang
Bentukan pantai
1)     Lagoon
2)     Estarium
3)     Delta
4)     Fyord
5)     Ria
6)     Teluk
Klasifikasi laut berdasarkan kedalaman :
·         Zona Litoral;
yaitu wilayah laut yang terletak antara garis pasang dan garis surut. Zona littoral atau zona pesisir adalah laut yang terletak antara garis pasang dan garis surut. Jadi, kedalamannya 0 meter. Pada zona ini tampak ada beberapa jenis binatang tetapi bukan ikan, misalnya undur- undur dan jingking (kepiting darat).

·         Zona Neritis;
 yaitu wilayah laut yang terletak antara garis surut hingga kedalaman 200 m. Zona neritis (Yupotik) adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m - isobath 200 m. Contohnya Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka, dan Laut Arafuru. Ciri zona neritis adalah
· sinar matahari masih tembus sampai dasar laut
· kedalamannya ± 200 m
· bagian ini paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut
·         Zona Bathyal;
yaitu wilayah laut dengan kedalaman 200 m hingga 2.000 m. Zona bathyal adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobath 200 m – 1.000 m.
Secara geologi merupakan batas antara daratan dan perairan. Ciri zona bathyal adalah
· kedalaman antara 200 – 1.000 m
· sinar matahari tidak bisa mencapai dasar laut
· tumbuh-tumbuhan jumlahnya lebih terbatas
·         Zona Abysal:
yaitu wilayah laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Zona abyssal adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobath lebih dari 1.000
m sampai isobath 6.000 m. Ciri zona abyssal adalah
· kedalaman lebih dari 1.000 – 6.000 m
· sinar matahari tidak ada lagi
· suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air
· tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi, dan jumlah binatang menjadi terbatas

Klasifikasi laut berdasarkan cara terjadinya:
  • Laut Transgresi (Meluas); yaitu laut yang terjadi akibat naiknya permukaan laut karena pencairan es di kutub atau pun katrena turunnya daratan sehingga permukaan laut makin luas. Contoh; Paparan Sunda, Paparan Sahul, laut Utara.
  • Laut Regresi (Menyempit); yaitu laut yang terjadi akibat meluasnya daratan akibat sedimentasi sehingga permukaan laut kian menyempit. Contoh; Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Aruafuru.
  • Laut Ingresi; yaitu laut dalam yang semakin dalam akibat adanya penurunan dasar laut. Contoh; Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, Laut Mediterania, Laut Jepang.
Klasifikasi laut berdasarkan letaknya:
  • Laut Tepi; yaitu laut yang letaknya di tepi benua, seolah-olah terpisah dari samudera oleh deretan pulau. Contoh; Laut Jepang, Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan
  • Laut Pedalaman; yaitu laut yang hampir seluruhnya dikelilingi daratan. Contoh; Laut Hitam, Laut Kaspia
  • Laut Pertengahan; yaitu laut yang terletak di antara dua buah benua. Contoh; Laut Mediterania, Laut Bering

Morfologi Laut

 Morfologi dasar laut terdiri dari :
  1. Continental shelf (dasar kontinen )                     
  2. Continenental Slope (tebing kontinen)
  3. Basin (lembah dasar laut)          
  4. Gunung api bawah  Laut
  5. Pulau atol
  6. Palung Laut
Palung adalah jurang yang berada di dasar laut. Palung yang terdalam di bumi adalah palung Mariana, barat laut Samudra Pasifik, tepatnya berada di Kedalaman Challenger yang memiliki kedalaman 10.923 meter.
  1. celah igir
  2. Igir Lautan Samudera

Gerakan Air Laut
Gerakan air laut terdiri dari :
  1. OMBAK . terjadi karena gesekan dan tekanan angin pada permukaan air laut.
  2. Arus Laut; adalah gerakan air laut secara horizontal dan vertikal yang disertai perpindahan massa air dengan peredaran yang tetap dan teratur.
 Arus laut dapat diklasifikasikan berdasarkan;
Penyebab, tiupan angin yang arahnya tetap; Perbedaan kadar garam;   Pasang   surut; Beda tinggi muka air, dan perbedaan suhu           
Suhu;             1)  Arus Panas; yaitu arus laut yang suhunya lebih hangat dari arus di  sekitar yang dilaluinya dan berasal dari perairan di sekitar khatulistiwa; contoh; Arus Kuroshio, Arus Teluk, Arus Agulhas
2)   Arus dingin; yaitu arus laut yang suhunya lebih dingin dari arus di sekitar yang dilaluinya dan berasal dari perairan di sekitar kutub; contoh; Arus Oyashio, Arus California, Arus Peru
 Letak            1)  Arus Atas; yaitu arus yang mengalir di permukaan laut, contoh;   Arus Kuroshio, Oyashio, California, Teluk (Gulfstream), Brazil, Agulhas
2)  Arus Bawah; yaitu arus yang mengalir di dasar laut, contoh; Arus di dasar Selat Gibraltar dan Palung Timor.
Arah              1)   Arus Horizontal; yaitu arus yang bergerak secara horizontal baik di permukaan maupun di dasar laut, contoh    Arus Kuroshio, Oyashio, California, Teluk (Gulfstream), Brazil, Agulhas
2)  Arus Vertikal; yaitu arus yang bergerak secara vertikal baik ke permukaan mupun ke dasar laut. Arus vertikal dapat digolongkan menjadi dua, yakni;
  a.    Upwelling (Arus naik); yaitu arus yang bergerak secara vertikal ke  permukaan laut
  b.    Sinking (Arus turun); yaitu arus yang bergerak secara vertikal ke dasar laut
  1. Arus Laut, terjadinya disebabkan oleh angin, perbedaan tinggi muka air laut, perbedaan salinitas dan akibat pasang surut.
    Contoh peta arus laut di dunia :
  1. Pasang surut; yaitu bertambah atau berkurangnya folume air laut yang disebabkan oleh gravitasi benda-benda astronomis (matahari dan bulan). Pasang surrut ada dua macam yaitu pasang purnama dan pasang perbani.Pasang Surut Air laut, terjadi akibat adanya gaya tarik bulan dan matahari.
1)     Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan)dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi bumi-bulan-matahari berada pada satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar.
2)     Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut terendah (kecil). Pasang kecil ini terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi matahari – bulan – bumi membentuk susut 90 °. Gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah pasang terendah
  1. Gelombang adalah gerakan naik turunnya air laut tanpa adisertai dengan perpindahan masa air. Gelombang laut dapat terjadi karena adanya tiupan angin dan gempa laut. Gelombang yang terjadi karena gempa laut disebut Tsunami yakni gelombang yang sangat dahsyat dan sangat berbahaya.
Besar kecilnya gelombang dipengaruhi oleh ; Kecepatan angin; lamanya tiupan angin, kedalaman laut dan ada tidaknya hambatan terhadap angin yang bertiup (Fletch).




Gelombang Pasang air laut ( Tsunami )
Tsunami (dalam bahasa Jepang: 津波 yang secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan"), adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap, fungsi ketinggiannya dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi air dalam, tetapi meningkat kepada ketinggian 30 meter atau lebih. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
•      Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
•      Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempabumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.









B.    SIFAT-SIFAT AIR LAUT
1)     Salinitas; jumlah garam yang terkandung dalam 1 gram air laut. Faktor yang mempengaruhi ;
Ø  Penguapan
Ø  Curah hujan
Ø  Pencairan es
Ø  Banyaknya sungai yang mengalir ke laut

Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam gram) yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan ‰ atau perseribu.
Salinitas umumnya stabil, walaupun di beberapa tempat terjadi fluktuasi. Laut Mediterania dan Laut Merah dapat mencapai 39 ‰ – 40 ‰ yang disebabkan banyak penguapan, sebaliknya dapat turut dengan drastis jika turun hujan. Laut yang memiliki kadar garam yang rendah banyak dijumpai di daerah daerah yang banyak muara sungainya. Pada musim barat, laut di di Asia Tenggara mulai dari bulan Desember – Mei di Teluk Thailand dan bagian timur laut Pantai Sumatera mempunyai nilai kadar garam yang rendah.
Tinggi rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung kepada factor-faktor berikut :
a. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
b. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
c. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi
Faktor-faktor tersebut berpengaruh secara bersama-sama atau mempengaruhi secara tersendiri.
Contoh-contoh salinitas di beberapa tempat:
Laut Baltik 10 ‰, samudera Hindia 33 ‰, Laut Tengah dan laut Merah 40 ‰, laut Kaspia 170 ‰, Great Salt Lake 220 ‰, Laut Mati 250 ‰.
2)     Kecerahan air laut
Ø  Warna samudra umumnya biru
Ø  Warna hijau, merupakan endapan atau plankton
Ø  Warna kuning, Lumpur yang berwarna kuning
Ø  Warna hitam, Lumpur yang berwarna hitam
Ø  Warna putih, laut ditutupi oleh es
Ø  Laut merah, pengaruh warna plankton
3)     Suhu air laut
Ø  Makin ke kutub semakin dingin
Ø  Makin ke arah equator semakin panas

C.    ORGANISME LAUT
1)     Syarat hidup binatang karang
Ø  Suhu udara tidak kurang 180 C
Ø  Kedalaman laut  + 40 – 50 m
Ø  Kadar garam stabil
Ø  Air laut harus jernih
2)     Jenis organisme laut
Ø  Plankton ; organisme yang melayang-layang di pemukaan laut
Ø  Nekton ; organisme yang variatif besarnya, melayang dan bergerak antara dasar laut atau permukaan air laut
Ø  Bentos ; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar laut

Kualitas Air Laut
·         Suhu Air Laut yang diakibatkan oleh sinar matahari dengan prinsip semakin mencapai dasar laut suhu semakin berkurang.
·         Salinitas atau tingkat kadar garam di laut. Salinitas (kadar garam air laut) mengandung unsur; Natriumchlorida (NACl), Magnesiumchlorida (MgCl), Natriumsulfat (NASO4), Calsiumchlorida (CaCl), Kaliumchlorida (KCl).
Salinitas dipengaruhi oleh : enguapan (evaporasi); Curah hujan (Presipitasi); Air sungai yang mengalir ke laut tersebut.

·         Warna air laut disebabkan oleh; pemantulan sinar matahari; warna lumpur di dasar laut, ganggang dan mikroorganisme