Hidrosfer adalah lapisan air yang
juga dipelajari dalam ilmu geografi. Lapisan air yang dipelajari
antara lain adalah air yang ada di darat, laut dan udara.
Hidrosfer berasal dari kata hidro
dan sphere. Hidro = air, dan sphere = daerah, ruang, bulatan.
hidrologi mempunyai 3 siklus yaitu
- SIKLUS PENDEK : Air laut menguap, mengalami
kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut.
- SIKLUS SEDANG : Air laut menguap mengalami
kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan diatas daratan, jatuh sebagai
hujan, lalu masuk ke laut, selokan, sungai dan ke laut lagi.
- SIKLUS PANJANG : Air laut menguap menjadi gas
kemudian membentuk kristal-kristal es di atas laut, di bawa angin ke
daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk glister masuk
kesungai kemudian kembali ke laut.
a. Evaporasi / transpirasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian ak an menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian
akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan
molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air
tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak
terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap
tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil
kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang
paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup.
Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
b. Intersepsi
Hujan yang
jatuh di atas tegakan pohon sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun
batang, bagian ini disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera
menguap. Besar kecilnya intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama
intensitas hujan dan lama hujan), kecepatan angin, jenis pohon (kerapatan tajuk
dan bentuk tajuk). Simpanan intersepsi pada hutan pinus di Italia utara sekitar
30% dari hujan (Allewijn, 1990). Intersepsi tidak hanya terjadi pada tajuk daun
bagian atas saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah pohon.
Intersepsi akan mengurangi hujan yang menjadi run off.
c. Throughfall, Crown drip, Steamflow
Hujan yang
jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan
melalui sela-sela tajuk, bagian hujan ini disebut throughfall.
Simpanan
intersepsi ada batasnya, kelebihannya akan segera tetes sebagai crown drip.
Steamflow adalah aliran air hujan yang lewat batang, besar kecilnya stemflow
dipengaruhi oleh struktur batang dan kekasaran kulit batang pohon.
d. Infiltrasi dan Perkolasi
Proses
berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi,
sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena
tenaga gravitasi. Laju infiltrasi dipengaruhi tekstur dan struktur, kelengasan
tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu.
Faktor yg
berpengaruh:
– Tekstur tanah
– Vegetasi penutup
– Kandungan lengas tanah
– Pengolahan tana
– lereng
e. Kelengasan Tanah
Kelengasan
tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori-pori tanah.
Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui
permukaan tanah, transpirasi, dan perkolasi. Pada saat kelengasan tanah dalam
keadaan kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat
kelengasan tanah rendah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari
porositas tanah. Air ini yang ada di zone aeration.
,
• Ada tiga
macam air :
– Lengas
tanah (soil moisture)
– Air
gravitasi (gravitational water)
– Air kapiler
(Capillary water)
– Tiga macam
air tersebut di sbt: vadose water
f. Simpanan Permukaan (Surface Storage)
Simpanan
permukaan ini terjadi pada depresi-depresi pada permukaan tanah, pada perakaran
pepohonan atau di belakang pohon-pohon yang tumbang. Simpanan permukaan
menghambat atau menunda bagian hujan ini mencapai limpasan permukaan dan
memberi kesempatan bagi air untuk melakukan infiltrasi dan evaporasi.
g. Runoff
Adalah bagian
curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air
lainnya) yang mengalir dalam air sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal
dari permukaan maupun dari subpermukaan (sub surface). Runoff dapat dinyatakan
sebagai tebal runoff, debit aliran (river discharge) dan volume runoff.
h. Limpasan Permukaan (Surface Runoff)
Limpasan
permukaan (Surface Runoff) adalah bagian curah hujan setelah dikurangi dengan
infiltrasi dan kehilangan air lainnya. Limpasan permukaan ini berasal dari
overlandflow yang segera masuk ke dalam alur sungai. Aliran ini merupakan
komponen aliran banjir yang utama.
i. Aliran Bawah Permukaan (groundwater)
Aliran bawah
permukaan merupakan bagian dari presipitasi yang mengalami infiltrasi dalam
tanah yang kemudian mengalir di bawah permukaan tanah dan menuju alur sungai
sebagai rembesan maupun mata air.
PERAIRAN
DARAT.
Perairan darat adalah seluruh air
yang berada di daratan dan dipelajari secara khusus dalam ilmu hidrologi,
secara relatif jumlah sekitar 2,789% dari seluruh air yang ada di permukaan
bumi. Berdasarkan letaknya perairan darat dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu perairan yang terletak di dalam bumi (air tanah) dan di permukaan
bumi.
Air
Permukaan dan Air Tanah
Lapisan air yang ada di permukaan
bumi dikelompokan menjadi dua, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan
adalah perairan yang terdapat di permukaan tanah. Air permukaan terdiri dari:
a. Perairan darat yang terdiri
dari sungai, danau, rawa
b. Perairan laut
Air Tanah; yaitu air
yang terletak di antara pori-pori batuan yang mudah ditembus air (poreus /
permeable). Air tanah, yaitu air yang
berada di bawah permukaan tanah. Air tanah
terdiri dari:
·
Air tanah preatis, yaitu air tanah yang
terletak di atas lapisan kedap air (impermeable), tidak jauh dari permukaan
tanah.
·
Air tanah artesis adalah air tanah yang
letaknya jauh di dalam tanah, diantara
dua lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air atau lapisan kedap air.
Lapisan
tembus air (permeable) / Aquifer, yaitu ;
a. Akifer Bebas (Unconfined
Aquifer) (1)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi
oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini
disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai
tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
b. Akifer Tertekan (Confined
Aquifer) (2)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi
oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai
tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
c. Akifer Semi tertekan (Semi
Confined Aquifer) (3)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian
atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan
lapisan kedap air.
d. Akifer Semi Bebas (Semi
Unconfined Aquifer) (4)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan
lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus,
sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan
demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer
semi tertekan.
Berdasarkan asalnya air tanah
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu; air tanah yang berasal dari atmosfer
(Meteorik) dan yang berasal dari dalam bumi.
Air tanah yang berasal dari dalam
bumi pun dapat dibedaikan lagi menjadi dua yaitu air tanah tubir dan air tanah
juvenil.
·
air tanah
tubir; adalah
air tanah yang terletak pada pori-pori batuan sedimen yang terbentuk bersamaan
dengan terbentuknya lapisan sedimen.
·
Air tanah
juvenil;
adalah air tanah yang terbentuk akibat adalanya penguapan dari magma yang ada
di dalam bumi.
Berdasarkan letaknya, air tanah
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu;
·
Air tanah phreatis (dangkal);
yaitu air tanah yang terletak di atas batuan yang kedap air (impermeable).
Kedalaman air tanah phreatis tidak sama antara satu tempat dengan tempat
lainnya tergantung pada relif bumi, kedalaman lapisan impermeable dan suplai
air tanah itu sendiri, namun demikian kedalaman air tanah phreatis dapat
dilihat dari kedalaman sumur penduduk.
·
Air tanah Artesis (dalam);
yaitu air tanah yang terletak di antara dua lapisan batuan yang kedap air. Air
tanah artesis memiliki tekanan yang cukup tinggi sehingga apabila keluar ke
permukaan bumi akan memancar dan disebut smumur / mata air artesis.
Besar kecilnya daya serap air
hujan (reservoir) ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
·
Kemiringan lereng
·
Tingkat Porositas Tanah dan Batuan
·
Tingkat Kelembaban Tanah
·
Penutupan Lahan oleh Vegetasi
Danau
Pengertian; Danau adalah basin /
cekungan di daratan tempat akumulasi air yang jumlahnya cukup banyak dan
tergenang dalam waktu yang lama, baik yang berasal dari mata air, sungai,
maupun hujan.
Syarat Danau;
Genangan air cukup dalam dan sudah
menunjukkan adanya perbedaan suhu pada kedalaman tertentu Tumbuhan aquatic yang
mengapung tidak dapat menutup seluruh
permukaan air dan biasanya hanya di bagian pinggir. sudah menunjukkan adanya
gelombang
Berdasarkan kejadiannya, danau dapat
diklasifikasikan menjadi; danau vulkanik, tektonik, tekto-vulkanik, karst,
glasial dan bendungan.
v Danau Tektonik: Terjadi akibat peristiwa
tektonisme sehingga sehingga lapisan kulit bumi mengalami penurunan kemudian
terisi oleh air. Contoh; D.Nyasa, D.Tanganyika (di Afrika Timur), Great Basin
(di USA), D.Singkarak, D.Diatas, D.Dibawah (Sumatera) D.Towuti, D.Poso,
D.Tondano, D.Tempe (di Sulawesi).
v Danau Vulkanik: Terjadi akibat peristiwa
vulkanis (erupsi eksplosif) sehingga membentuk kawah yang terisi oleh air hujan, baik pada gunung
berapi yang masih aktif maupun yang telah padam. Contoh; Telaga Warna /
D.Kelimutu (di Flores), Telaga Merdada (di Dieng), Kawah Gunung Kelud dan Maar
Lamongan.
v Danau Tekto-Vulkanik
(Tektono Vulkanik): Terjadi akibat adanya peristiwa vulkanis (erupsi eksplosif) yang
disertai dengan adanya pemerosotan bagian dari gunung tersebut sehingga
terbentuk suatu ledok patahan yang besar
kemudian terisi oleh air. Contoh;
D.Toba dan D.Ranau di Sumatera dan D.Batur di Bali.
v Danau Karst: Yaitu danau
yang terbentuk akibat adanya pelarutan batu gamping yang terdapat di daerah
kapur, seperti halnya danau yang terdapat di daerah kapur Gunung Kidul. Danau
karst yang sempit disebut Dolin sedangkan yang luas dinamakan Uvala / Polje.
v Danau
Glasial:
Yaitu danau yang terjadi akibat adanya pengikisan oleh gletsyer (glasial).
Contoh; D.Superior, D.Michigant, D.Ontario di USA dan Canada.
v Danau
Bendungan: Yaitu danau yang terjadi akibat adanya
pembendungan outlet (tempat keluarnya air) baik oleh peristiwa alam maupun oleh
manusia. Contoh danau yang terbendung oleh alam; D.Pangilon (di Dieng)
D.Tondano, D.Laut Tawar, D.Bandung, dan
telaga Sarangan. Contoh danau yang dibendung oleh manusia; Waduk Jatiluhur,
Sempor dan Karangkates.
Berdasarkan
aliran airnya, danau dapat diklasifikasikan menjadi;
v Danau Aliran
(Running Water Lake): Yaitu danau yang mendapat aliran air sungai (inflow),
dan danau tersebut juga memberikan air pada sungai di bawahnya (Outflow).
Contoh; D.Nyasa, D.Tanganyika (di Afrika Timur), Tonle Sap (Kamboja), Great
Basin (di USA), D.Singkarak, D.Diatas, D.Dibawah (Sumatera) D.Towuti, D.Poso,
D.Tondano, D.Tempe (di Sulawesi).
v Danau tanpa
aliran keluar (Lake Without Outlet): Yaitu danau
yang mendapatkan air dari aliran sungai (inflow), tetapi tidak mempunyai
jalan keluar (Outflow), Jadi pengurangan airnya hanya karena enguapan. Contoh; Danau Chad (di
Afrika)
Berdasarkan kandungan
Karbondioksidanya, danau dapat diklasifikasikan menjadi;
v Danau Air Halus (Soft
Water Lake): Yaitu danau yang airnya mengandung sedikit kalsium dan magnesium
serta mempunyai kandungan CO2 kurang dari 5 cc/liter.
v Danau Kelas Menengah
(Medium Class Lake): Yaitu danau yang airnya mempunyai kandungan CO2 antara
5 – 22 cc/liter.
v Danau air Keras (Hard
Water Lake): Yaitu danau yang airnya mempunyai kandungan CO2 lebih
dari 22 cc/liter.
Rawa
Pengertian: Rawa adalah cekungan
yang relatif dangkal di daratan yang digenangi oleh air dan seringkali ditutupi
oleh vegetasi. Rawa biasanya terdapat di daerah dataran rendah / tepi pantai
yang landai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Berdasarkan rasa airnya maka rawa
dapat dikelompokkan menjadi rawa air tawar, asin dan payau. Sedangkan apabila
ditinjau berdasarkan keadaan airnya, maka rawa dapat dikelompokkan menjadi Rawa
Pasang-surut: yaitu rawa yang airnya dipengaruhi oleh pasang-surut air
laut/sungai. Rawa Tergenang: yaitu rawa yang airnya selalu tergenang dan dasar
rawa merupakan lapisan gambut tebal yang asam.
Rawa yang memiliki potensi untuk
dimanfaatkan bagi keperluan hidup manusia adalah rawa pasang surut untuk lahan
pertanian. Sedangkan rawa yang airnya selalu tergenang tidak banyak yang bisa
dimanfaatkan tingkat keasamannya yang cukup tinggi bahkan tidak tertutup
kemungkinan rawa tersebut bisa beracun.
Sungai
Pengertian : Sungai adalah permukaan
bumi yang relatif rendah dari daerah sekitarnya tempat berkumpulnya air yang
mengalir dari hulu ke daerah yang lebih rendah lagi di hilir / muara. Sungai dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam:
Berdasarkan Sumber airnya;
·
Sungai Hujan; yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan
·
Sungai Gletsyer; yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari lelehan
es / gletsyer. Contoh; Hulu Sungai Digul, S.Memberamo (S.Kemalu), S.Gannga,
S.Indus, S.Thein
·
Sungai Campuran; yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air
hujan dan lelehan es / gletsyer maupun dari mata air. Contoh; Hilir Sungai Digul, S.Memberamo,
S.Gannga, S.Thein
Berdasarkan Debit airnya:
·
Sungai Permanen; yaitu sungai yang keadaan airnya selalu tetap baik
pada musim penghujan maupun kemarau. Contoh; Sungai Kapuas, S.Mahakam,
S.Batanghari, S.Indragiri, S.Barito.
·
Sungai Periodik; yaitu sungai yang
keadaan airnya melimpah pada musim penghujan sedangkan pada musim
kemarau airnya sedikit. Contoh; Bengawan
Solo, Ci Manuk, .Ci Liwung, Ci Sadane
·
Sungai Episodik; yaitu sungai yang
keadaan airnya melimpah pada musim penghujan sedangkan pada musim
kemarau airnya sangat sedikit. Contoh;
Loku Kalada di Sumba
·
Sungai Ephemeral / Intermiten; yaitu sungai yang airnya hanya
ada pada waktu hujan saja sedangkan bila tidak ada hujan maka tidak ada airnya,
seperti sungai-sungai yang terdapat daerah beriklim kering / gurun.
·
Berdasarkan Genesa / arah aliran airnya terhadap lereng.
·
Sungai Konsekuen; yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan
kemiringan lereng.
·
Sungai Subsekuen; yaitu anak sungai konsekuen yang arah alirannya tegak
lurus terhadap sungai konsekuen.
·
Sungai Resekuen; yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya
searah dengan sungai konsekuen.
·
Sungai Obsekuen; yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya
berlawanan dengan sungai konsekuen.
·
Sungai Insekuen; yaitu sungai yang arah alirannya tidak beraturan.
Berdasarkan Struktur Geologi:
·
Sungai Anteseden; yaitu sungai
yang dapat mengimbangi pengangkatan batuan pada daerah yang dilaluinya sehingga
arah alirannya tetap
·
Sungai Epigenesa / Reversed; yaitu sungai
yang tidak dapat mengimbangi pengangkatan batuan pada daerah yang dilaluinya
sehingga arah alirannya berubah
·
Sungai Superposed / Superimposed; yaitu sungai
yang mengalir pada lapisan batuan sedimen tebal dengan tingkat kekerasan dan
struktur batuannya berbeda.
·
Sungai Compoun; yaitu sungai
yang mengalir pada daerah yang struktur geologinya berbeda
·
Sungai Compousit; yaitu sungai
yang mengalir pada daerah yang morfologinya berbeda
Berdasarkan Pola Aliran:
·
Dendritik; yaitu pola
aliran yang tidak teratur, menyerupai cabang pohon, mengalir di daerah dataran.
·
·
Trelis ; yaitu pola aliran yang meyirip daun /
meyerupai teralis besi, mengalir di daerah lipatan
·
Rectangular ; yaitu pola
aliran yang menyiku, mengalir pada daerah patahan.
·
Pinate ; yaitu pola aliran yang membentuk sudut
lancip, mengalir di daerah lereng yang curam.
·
Radial ; yaitu pola
aliran yang menjari, terdiri dari dua macan, yakni ;
a.
Radial Sentrifugal; yatu pola
aliran radial yang meninggalkan pusat, mengalir di sebuah gunung / dome
b. Radial Sentripetal ; yatu pola aliran radial
yang menuju pusat, mengalir di sebuah cekungan
c.
Anular ; yaitu pola aliran yang
menyerupai radial sentrifugal namun lebih kompleks karena terdapat sungai
subsekuen, obsekuen ….
PERAIRAN LAUT
Zona Pesisir dan Laut
Laut : merupakan
“kolam” air asin yang relatif sempit dan dangkal, terletak di sekitar
daratan/benua, merupakan perairan kelanjutan dari paparan benua.
Samudera : merupakan “kolam” air asin yang sangat
luas dan dalam terletak di antara benua.
Sumber :
www.mapquest.com
A.
ZONA PESISIR
Ø Wilayah pesisir adalah bagian daratan
yang kering dan lautan yang berdekatan. Air dan tanah yang terbenam dimana proses daratan dan tata
guna lahan secara langsung mempengaruhi proses - proses di laut.
1)
Pesisir
adalah bagian darat yang tergenang oleh air laut ketika pasang naik dan kering
paa waktu surut.
2) Pantai adalah bagian dari daratan yang
paling dekat dengan laut.
Ø Ekosistem
di wilayah pesisir
1)
Ekosistem
estuary; adalah perairan semi tertutup yang berhubungan dengan laut sehingga
air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar.
2)
Ekosistem
Mangrove
3)
Ekosistem
padang lamun (seagrass)
4)
Ekosistem
terumbu karang
Ø Batas
pantai
1)
Continental
shelf ; daerah kea rah laut yang dasarnya landai kedalaman 100 – 200 m
2)
Continental
slope; daerah kea rah laut yang dasarnya agak terjal dengan kemiringan 3% - 6%
di bawahnya continental shelf.
3)
Continental
Rise; daerah di bawahnya continental slope yang perlahan-lahan menjadi datar
pada dasar laut.
Klasifikasi berdasarkan keberadaan
cahaya matahari
Ø Zona eufotik ; zona terang 0 – 200 m
Ø Zona disfotik ; zona remang 200 – 2000 m
Ø Zona afotik ; zona gelap > 2000 m
Kawasan pantai
1)
Offshore
; kawasan lepas pantai
2)
Foreshore
; kawasan tepi laut depan
3)
Backshore
; kawasan tepi laut belakang
Bentukan pantai
1)
Lagoon
2)
Estarium
3)
Delta
4)
Fyord
5)
Ria
6)
Teluk
Klasifikasi
laut berdasarkan kedalaman :
·
Zona Litoral;
yaitu
wilayah laut yang terletak antara garis pasang dan garis surut. Zona littoral
atau zona pesisir adalah laut yang terletak antara garis pasang dan garis
surut. Jadi, kedalamannya 0 meter. Pada zona ini tampak ada
beberapa jenis binatang tetapi bukan ikan, misalnya undur- undur dan jingking
(kepiting darat).
·
Zona Neritis;
yaitu wilayah
laut yang terletak antara garis surut hingga kedalaman 200 m. Zona neritis
(Yupotik) adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m - isobath 200 m.
Contohnya Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka, dan Laut Arafuru. Ciri zona
neritis adalah
· sinar matahari masih tembus sampai dasar laut
· kedalamannya ± 200 m
· bagian ini paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut
·
Zona Bathyal;
yaitu wilayah laut dengan kedalaman
200 m hingga 2.000 m. Zona bathyal adalah laut yang terletak pada kedalaman
atau isobath 200 m – 1.000 m.
Secara geologi merupakan batas antara daratan dan
perairan. Ciri zona bathyal adalah
· kedalaman antara 200 – 1.000 m
· sinar matahari tidak bisa mencapai dasar laut
· tumbuh-tumbuhan jumlahnya lebih terbatas
·
Zona Abysal:
yaitu
wilayah laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Zona abyssal adalah laut yang
terletak pada kedalaman atau isobath lebih dari 1.000
m sampai isobath 6.000 m. Ciri zona abyssal adalah
· kedalaman lebih dari 1.000 – 6.000 m
· sinar matahari tidak ada lagi
· suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air
· tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi, dan jumlah binatang
menjadi terbatas
Klasifikasi laut
berdasarkan cara terjadinya:
- Laut Transgresi (Meluas); yaitu
laut yang terjadi akibat naiknya permukaan laut karena pencairan es di
kutub atau pun katrena turunnya daratan sehingga permukaan laut makin
luas. Contoh; Paparan Sunda, Paparan Sahul, laut Utara.
- Laut Regresi
(Menyempit); yaitu laut yang terjadi akibat meluasnya daratan akibat
sedimentasi sehingga permukaan laut kian menyempit. Contoh; Laut Jawa,
Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Aruafuru.
- Laut Ingresi;
yaitu laut dalam yang semakin dalam akibat adanya penurunan dasar laut.
Contoh; Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, Laut Mediterania, Laut
Jepang.
Klasifikasi laut
berdasarkan letaknya:
- Laut Tepi;
yaitu laut yang letaknya di tepi benua, seolah-olah terpisah dari samudera
oleh deretan pulau. Contoh; Laut Jepang, Laut Cina Timur, Laut Cina
Selatan
- Laut Pedalaman;
yaitu laut yang hampir seluruhnya dikelilingi daratan. Contoh; Laut Hitam,
Laut Kaspia
- Laut Pertengahan;
yaitu laut yang terletak di antara dua buah benua. Contoh; Laut
Mediterania, Laut Bering
Morfologi Laut
Morfologi dasar laut
terdiri dari :
- Continental shelf (dasar kontinen )
- Continenental
Slope (tebing kontinen)
- Basin
(lembah dasar laut)
- Gunung
api bawah Laut
- Pulau
atol
- Palung
Laut
Palung adalah jurang yang berada di dasar laut. Palung yang terdalam
di bumi adalah palung Mariana, barat laut Samudra Pasifik, tepatnya berada di Kedalaman Challenger yang memiliki kedalaman 10.923 meter.
- celah
igir
- Igir
Lautan Samudera
Gerakan Air Laut
Gerakan air laut terdiri dari :
- OMBAK
. terjadi karena gesekan dan tekanan angin pada permukaan
air laut.
- Arus Laut; adalah gerakan air laut
secara horizontal dan vertikal yang disertai perpindahan massa air dengan
peredaran yang tetap dan teratur.
Arus laut dapat diklasifikasikan
berdasarkan;
Penyebab, tiupan angin yang arahnya tetap; Perbedaan kadar garam; Pasang
surut; Beda tinggi muka air, dan perbedaan suhu
Suhu; 1)
Arus Panas; yaitu arus laut yang suhunya lebih hangat dari arus di sekitar yang dilaluinya dan berasal dari
perairan di sekitar khatulistiwa; contoh; Arus Kuroshio, Arus Teluk, Arus Agulhas
2) Arus dingin; yaitu arus laut yang suhunya
lebih dingin dari arus di sekitar yang dilaluinya dan berasal dari perairan di
sekitar kutub; contoh; Arus Oyashio, Arus California, Arus Peru
Letak 1) Arus Atas; yaitu arus yang mengalir di
permukaan laut, contoh; Arus Kuroshio,
Oyashio, California, Teluk (Gulfstream), Brazil, Agulhas
2) Arus Bawah; yaitu arus yang mengalir di dasar
laut, contoh; Arus di dasar Selat Gibraltar dan Palung Timor.
Arah 1) Arus Horizontal; yaitu arus yang bergerak
secara horizontal baik di permukaan maupun di dasar laut, contoh Arus Kuroshio, Oyashio, California, Teluk
(Gulfstream), Brazil, Agulhas
2) Arus Vertikal; yaitu arus yang bergerak
secara vertikal baik ke permukaan mupun ke dasar laut. Arus vertikal dapat
digolongkan menjadi dua, yakni;
a. Upwelling (Arus naik); yaitu arus yang bergerak secara vertikal ke permukaan laut
b. Sinking (Arus
turun); yaitu arus yang bergerak secara vertikal ke dasar laut
- Arus Laut, terjadinya disebabkan oleh angin, perbedaan tinggi muka air laut, perbedaan salinitas dan akibat pasang surut.
Contoh
peta arus laut di dunia :
- Pasang surut; yaitu bertambah atau
berkurangnya folume air laut yang disebabkan oleh gravitasi benda-benda
astronomis (matahari dan bulan). Pasang surrut ada dua macam yaitu pasang
purnama dan pasang perbani.Pasang Surut Air laut, terjadi akibat adanya
gaya tarik bulan dan matahari.
1)
Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang
naik dan pasang surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1
(berdasarkan kalender bulan)dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama). Pada
kedua tanggal tersebut posisi bumi-bulan-matahari berada pada satu garis
(konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi
satu menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami
pasang naik besar.
2)
Pasang Perbani, ialah
peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut terendah (kecil). Pasang
kecil ini terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal
tersebut posisi matahari – bulan – bumi membentuk susut 90 °. Gaya tarik bulan
dan matahari terhadap bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi
berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah pasang terendah
- Gelombang adalah gerakan naik turunnya
air laut tanpa adisertai dengan perpindahan masa air. Gelombang laut dapat terjadi karena adanya tiupan
angin dan gempa laut. Gelombang yang terjadi karena gempa laut disebut
Tsunami yakni gelombang yang sangat dahsyat dan sangat berbahaya.
Besar kecilnya
gelombang dipengaruhi oleh ; Kecepatan angin; lamanya tiupan angin, kedalaman
laut dan ada tidaknya hambatan terhadap angin yang bertiup (Fletch).
Gelombang Pasang
air laut ( Tsunami )
Tsunami (dalam bahasa Jepang: 津波 yang secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan"), adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap
tsunami adalah tetap, fungsi ketinggiannya dan kelajuannya. Dengan itu, apabila
gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya
menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat
dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi air dalam, tetapi
meningkat kepada ketinggian 30 meter atau
lebih. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi dan
korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.
Tsunami
dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung
api,
gempa bumi, longsor maupun meteor yang
jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam
rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya
ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
• Gerakan
vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang
berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut,
yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.
• Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempabumi juga banyak terjadi di
daerah subduksi, dimana lempeng
samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
B.
SIFAT-SIFAT AIR LAUT
1)
Salinitas; jumlah garam yang terkandung dalam 1 gram air
laut. Faktor yang mempengaruhi ;
Ø Penguapan
Ø Curah hujan
Ø Pencairan es
Ø Banyaknya sungai yang mengalir ke laut
Salinitas
atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam gram) yang terdapat dalam
1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan ‰ atau perseribu.
Salinitas
umumnya stabil, walaupun di beberapa tempat terjadi fluktuasi. Laut Mediterania
dan Laut Merah dapat mencapai 39 ‰ – 40 ‰ yang disebabkan banyak penguapan,
sebaliknya dapat turut dengan drastis jika turun hujan. Laut yang memiliki
kadar garam yang rendah banyak dijumpai di daerah daerah yang banyak muara
sungainya. Pada musim barat, laut di di Asia Tenggara mulai dari bulan Desember
– Mei di Teluk Thailand dan bagian timur laut Pantai Sumatera mempunyai nilai
kadar garam yang rendah.
Tinggi
rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung kepada factor-faktor berikut
:
a.
Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya
tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya,
maka daerah itu rendah kadar garamnya.
b.
Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas
air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang
turun salinitas akan tinggi.
c.
Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai
yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan
sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka
salinitasnya akan tinggi
Faktor-faktor
tersebut berpengaruh secara bersama-sama atau mempengaruhi secara tersendiri.
Contoh-contoh
salinitas di beberapa tempat:
Laut Baltik 10 ‰,
samudera Hindia 33 ‰, Laut Tengah dan laut Merah 40 ‰, laut Kaspia 170 ‰, Great
Salt Lake 220 ‰, Laut Mati 250 ‰.
2)
Kecerahan
air laut
Ø Warna samudra umumnya biru
Ø Warna hijau, merupakan endapan atau
plankton
Ø Warna kuning, Lumpur yang berwarna kuning
Ø Warna hitam, Lumpur yang berwarna
hitam
Ø Warna putih, laut ditutupi oleh es
Ø Laut merah, pengaruh warna plankton
3)
Suhu
air laut
Ø Makin ke kutub semakin dingin
Ø Makin ke arah equator semakin panas
C.
ORGANISME LAUT
1)
Syarat
hidup binatang karang
Ø Suhu udara tidak kurang 180 C
Ø Kedalaman laut + 40
– 50 m
Ø Kadar garam stabil
Ø Air laut harus jernih
2)
Jenis
organisme laut
Ø Plankton ; organisme yang
melayang-layang di pemukaan laut
Ø Nekton ; organisme yang variatif besarnya, melayang dan
bergerak antara dasar laut atau permukaan air laut
Ø Bentos ; hewan dan tumbuhan yang hidup
di dasar laut
Kualitas Air Laut
·
Suhu Air Laut yang
diakibatkan oleh sinar matahari dengan prinsip semakin mencapai dasar laut suhu
semakin berkurang.
·
Salinitas atau tingkat
kadar garam di laut. Salinitas (kadar garam air laut) mengandung
unsur; Natriumchlorida (NACl), Magnesiumchlorida (MgCl), Natriumsulfat (NASO4),
Calsiumchlorida (CaCl), Kaliumchlorida (KCl).
Salinitas
dipengaruhi oleh : enguapan (evaporasi); Curah hujan (Presipitasi); Air sungai
yang mengalir ke laut tersebut.
·
Warna air laut disebabkan oleh; pemantulan
sinar matahari; warna lumpur di dasar laut, ganggang dan mikroorganisme